Kamis, 17 Desember 2009

Japan VS Indonesia

Jepang Kembali Menjajah Indonesia

Indonesia dikenal sebagai negara yang konsumtif. Hanya sayangnya kesejahteraan belum merata, banyak diantara masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Oleh karena itu, demi mengikuti perkembangan zaman, sebagian masyarakat, terutama kalangan menengah kebawah masih menggunakan motor sebagai alat transportasi yang dianggap cukup murah sesuai dengan dana mereka yang minim. Tak heran jika motor-motor produksi jepang laku keras di pasaran bak kacang goreng. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan motor yang sudah banyak berdiri tersebut menawarkan beberapa kebijakan yang diantaranya adalah memberikan kredit motor dengan uang muka yang cukup murah dan cicilan yang cukup terjangkau oleh masyarakat. Mudahnya masyarakat untuk melakukan kredit motor menjadi alasan utama mereka. Dengan adanya hal tersebut masyarakat khususnya yang berada di kota besar banyak menggunakan motor sehingga memungkinkan untuk satu keluarga memiliki lebih dari satu motor. Dan dapat dikatakan juga bahwa konsumen motor Jepang umumnya lebih bijak dalam memilih produk, meskipun pilihanya adalah motor yang memiliki Value for Money paling rendah diantara jajaran produk Jepang,

Namun sebagai bangsa yang besar yang telah terbebas dari penjajahan bangsa-bangsa lainnya, kondisi ini sungguh sangat memperihatinkan sehingga harus dicari solusinya. Apalagi tingginya permintaan masyarakat terhadap motor produksi Jepang, membuat Indonesia nampak masih dijajah oleh pemerintahan Jepang. Di tahun-tahun sebelumnya jumlah sepeda motor di wilayah Polda Metro Jaya saja tercatat sebanyak 7.840.671 pada 2006. Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) jumlah penjualan sepeda motor di Indonesia selama lima tahun terakhir ini rata-rata mengalami pertumbuhan 37,37 persen. Untuk tahun 2000 misalnya, penjualan sepeda motor tercatat 979.422, angka itu meningkat menjadi 1.650.770 pada 2001 atau melonjak 68,55 persen. Pada 2002 kembali melonjak menjadi 2.317.991 motor yang terjual kemudian menjadi 2.823.702 pada 2003. Pada 2004 terjadi peningkatan penjualan sebesar 38,13 persen yaitu 3.900.518 dan pada 2005 kembali meningkat sebesar 17,93 persen dari tahun sebelumnya dan menjadi 4.600.000.

Inilah yang harus menjadi kecemasan kita sebagai bangsa Indonesia yang masih belum bisa membuat produksi motor yang dapat menandingi motor-motor Jepang yang semakin menguasai pasaran alat transportasi. Sebenarnya kita bisa memproduksi motor sendiri tanpa harus membeli produk motor dari Jepang. Dengan keahlian dan sumber daya manusia Indonesia kita bisa bekerja sama dalam membuat produksi dalam negeri secara keseluruhan. Dalam hal ini, tidak hanya suku cadang saja, tetapi juga semua bagian-bagian detail semacam aksesoris maupun peralatan bengkel lainnya seperti salah satu motor karya anak bangsa ini yang memiliki keunggulan tersendiri di Indonesia karena bagaimana pun juga yang namanya teknologi dari luar belum tentu akan fit terhadap kondisi tanah air. Itulah salah satu keunggulan motor Indonesia yang memang khusus dirancang untuk digunakan di Indonesia. Keunggulan itu antara lain yaitu ban dan knalpot yang dirancang lebih tinggi yang tentunya sangat berguna ketika harus melintasi genangan air saat terjadinya banjir, fungsinya adalah mencegah mesin dan knalpot mengalami benturan polisi tidur ataupun saat melaju di jalan berlubang – Konstruksi roll bar belakang memudahkan kita bila ingin memasang box belakang sehingga menambah daya angkut motor tersebut - Suspensi monoshock yang dapat menambah kesetabilan sekaligus dengan travel suspensi yang cukup tinggi mampu mambuat motor Indonesia ini bermanuver di jalan yang buruk - Mesin berkonfigurasi tidur gunanya adalah memudahkan mekanik terutama bila terpaksa ditangani oleh bengkel umum - cakram ganda disamping sekedar mempercantik tampilan, memudahkan para penggunanya untuk mengganti kaliper serta lebih kebal dari gejala slip saat terendam air di saat banjir. - Tidak perlu memodifikasi, bagi para bikers di tanah air rasanya kurang sreg bila motornya tidak memiliki fitur seperti rem cakram ganda, suspensi monoshock, velg palang hingga knalpot hi-mount. Berbeda dengan motor jepang yang belum tentu cocok di Indonesia, tetapi memiliki keunggulan tersendiri yaitu bensin relatif irit (cukup premium bersubsidi) - Riding Position lumayan enak, tidak mudah pegel - Nafas tiap gear agak panjang - Tampilan dashboard bagus dengan banyaknya bengkel yang berdiri dimana-mana. Dari perbandingan di atas pada tahun 2006 saja motor Indonesia hanya mendapatkan penghargaan khusus yaitu local design bike 2006 sedangkan penghargaan untuk the best bike of the year (2006) masih tetap dipegang oleh salah satu motor Jepang meskipun motor ini memiliki beberapa kelemahan yang diantaranya yaitu ketika melaju, tarikan pertama lemot yang menyebabkan getar-getar vibration yang membuat perpindahan gear agak keras dan kurang halus – stang terlalu lebar (untuk beberapa motor) – spesifikasi dan rancangan body kurang cocok di Indonesia. Dari hal tersebut, seharusnya pemerintah Indonesia menghimbau para masyarakat untuk tidak menggunakan produksi-produksi luar negeri. Meskipun harganya terjangkau, tetapi hal itu membuat kita terlena dengan semua produksi luar tanpa menyadari bahwa kita tidak menjadi suatu negara yang mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar